AMENOREA
Amenorea
adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita.Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause.Siklus menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek
hipotalamus-hipofisi-aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat
(lihat artikel menstruasi). Amenorea sendiri terbagi dua, yaitu:
1)
Amenorea primer
Amenorea
primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita berumur 18 tahun ke atas tidak pernah
mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang
lebih berat dan lebih sulit diketahui, seperti kelainan kongenital dan kelainan
genetik 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia
reproduksi Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau
masalah pertumbuhan dapat juga disebabkan oleh rendahnya
hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres,
anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga
berat, pil KB, dan kista ovarium.
2)
Amenorea sekunder
Amenorea
sekunder adalah tidak terjadinya haid
setelah menarche
atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan(pada kasus oligomenorea ), atau 6
siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa selama 6 bulan
atau lebih pada wanita
yang sudah pernah mengalami haid
dan bukan pada wanita
yang tidak hamil,
menyusui
atau menopause
dengan angka kejadian berkisar antara 1 – 5%adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul
kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme,
tumor, dan penyakit infeksi.
PENYEBAB TERJADINYA AMENORE
Penyebab amenore sekunder
- Kecemasan akan kehamilan
- Penurunan berat badan yang drastic
- Olah raga yang berlebihan
- Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
- Mengkonsumsi hormon tambahan
- Menopause
- Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
- Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
- Prosedur dilatasi dan kuretase
- Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan)
- Kehamilan. Selama kehamilan, kaum wanita tidak akan mendapat haid. Ini merupakan penyebab terbanyak dari amenorea sekunder
- Penggunaan pil kontrasepsi. Beberapa jenis alat kontrasepsi seperti pil KB bisa membuat siklus menstruasi terganggu. Menstruasi bisa kembali normal jika penggunaan pil KB dihentikan.
- Masa menyusui. Ibu yang sedang dalam masa pemberian ASI eksklusif seringkali tidak mendapat haid, meski sudah melahirkan. Kehamilan bisa berdampak panjang terhadap siklus menstruasi.
- Beban pikiran atau stres. Beban pikiran yang terlampau berat bisa berpengaruh terhadap kelenjar hipotalamus yang mengatur keseimbangan hormon tubuh. Jika hormon tubuh terganggu, siklus haid dan pembuahan bisa terhenti sementara. Menstruasi akan datang kembali jika si perempuan sudah tidak stres.
- Pengaruh obat. Beberapa jenis obat bisa berpengaruh pada siklus menstruasi. Misalnya obat jenis antidepresi, antipsikotik, dan obat kemoterapi.
- Gangguan keseimbangan hormon tubuh.
- Kelebihan atau kekurangan berat badan. Kelebihan ataupun kekurangan berat badan bisa mengganggu fungsi hormonal tubuh. Perempuan yang memiliki kelainan pada makanan seperti anoreksia atau bulimia seringkali mengalami amenorea.
- Olahraga yang terlalu berat. Wanita yang gemar berolahraga berat bisa mengalami gangguan siklus haid.
- Gangguan pada kelenjar tiroid. Gangguan pada kelenjar ini bisa menyebabkan produksi prolaktin, hormon yang bertanggungjawab pada kesuburan wanita, terganggu. Akibatnya siklus menstruasi ikut terganggu.
- Konsumsi obat-obatan (bisulfan, klorambusil, siklofosfamid, fenotiazin, pil kontrasepsi, hormon terapi).
- Kelainan pada rahim seperti mola hidatidosa dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
- Kelainanendokrin (peningkatan aktivitas kelenjar adrenal yang menyebabkan sindrom cushing).
Gambar. Contoh
penyebab amenore
sekunder
PenyebabAmenorea primer
- Kelainan kromosom. Beberapa jenis kelainan kromosom dapat menyebabkan sel telur terganggu sehingga berpengaruh pada siklus menstruasi.
- Gangguan pada kelenjar hipotalamus.
- Organ vagina yang tidak sempurna. Pembentukan organ kelamin yang tidak sempurna semasa janin bisa menyebabkan seorang perempuan tidak memiliki bagian vagina dengan sempurna. Misalnya seorang perempuan tidak memiliki uterus, rahim, atau bahkan vagina. Organ vagina yang tidak sempurna berpengaruh pada siklus menstruasi.
- Gangguan pada kelenjar pituari. Kelenjar pituari adalah kelenjar yang bertanggungjawab pada siklus menstruasi perempuan. Jika kelenjar ini mengalami gangguan seperti tumor, peradangan, ataupun infeksi maka siklus menstruasi ikut terganggu.
- Struktur vagina yang tidak normal. Bentuk dari vagina, baik bentuk luar ataupun dalam, berpengaruh pada siklus menstruasi. Menstruasi bisa saja terjadi, tapi karena bentuk vagina yang menghalangi darah haid keluar tubuh, maka menstruasi dianggap tidak pernah terjadi.
- Pubertas terlambat
- Kegagalan dari fungsi indung telur
- Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
- Gangguan pada susunan saraf pusat
- Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah menstruasi dapat dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal
Gambar 1. Himen Imperforata
TANDA DAN GEJALA TERJADINYA AMENOREA
Tanda
amenorea adalah tidak didapatkannya menstruasi pada usia 16 tahun, dengan atau
tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut
pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi
padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya
tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea.
Gejala
bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika gejala yang ada, adalah
kegagalan mengalami pubertas , maka tidak akan ditemukan tanda - tanda pubertas
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan, rambut ketiak, serta
perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan
morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya kadar hormon tiroid
yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit
yang hangat dan lembab.
Gejala
lain yang biasa ditemukan adalah :
- Pernah mengalami haid.
- Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih.
- Sakitkepala.
- Galaktore.
- Peningkatan atau penurunan berat badan.
- Vagina kering.
- Hirsutisme.
- Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor pituitari).
INSIDESI DAN PROGNOSIS
insiden
- Amenorea primer
Amenorea primer adalah keadaan
tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi
pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksibiasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan
dapat juga disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin
(pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang
ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium
- Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak
terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea <jumlah darah
menstruasi sedikit>), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus
menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%
Prognosis
Prognosis
tergantung pada penyebabnya.Kemungkinan komplikasi
yang dapat ditimbulkan akibat amenore
sekunder tergantung dari penyebabnya.Misalnya: penyebab dari amenore
sekunder adalah kelainan
pada rahim,
maka kemungkinan dapat menyebabkan kanker rahim.
PEMERIKSAAN
DAN TERAPI
Pemeriksaan amenora
Pemeriksaan fisik,
pemeriksaan panggul
maupun tes kehamilan
harus dilakukan untuk menjauhkan dari diagnosa kehamilan.
Tes darah
yang dapat dilakukan untuk mengecek kadar hormon,
antara lain:
- Follicle stimulating hormone (FSH).
- Luteinizing hormone (LH).
- Prolactin hormone (hormon prolaktin).
- Serum hormone (seperti kadar hormon testoteron).
- Thyroid stimulating hormone (TSH).
Tes
lain yang dapat dilakukan, meliputi:
- Biopsi endometrium.
- Tes genetik.
- MRI.
- CT scan.
Terapi
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari
amenorea yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan
olahraga adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurunkan
aktivitas fisik yang berlebih juga dapat membantu. Terapi amenorea
diklasifikasikan berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah,
penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf pusat.
A. Saluran reproduksi
- Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan krim estrogen
- Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi atau eksisi (operasi kecil)
- Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser. Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namun tidak memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namun kecil atau mengerut. Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapat membantu melihat kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non-bedah berupa dilatasi (pelebaran) dari tonjolan di tempat seharusnya vagina berada atau terapi bedah dengan membuat vagina baru menggunakan skin graft
- Sindrom feminisasi testis. Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memiliki dominan X-linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron. Pasien ini memiliki testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksi wanita (indung telur, rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki anak)
- Parut pada rahim. Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim) yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret, operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis. Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan menggunakan foto roentgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim
- Gangguan Indung Telur
- Disgenesis gonadal. Disgenesis gonadal adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon pertumbuhan dan hormon seksual
- Kegagalan Ovari Prematur. Kelaianan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau proses autoimun
- Tumor ovarium. Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal
- Gangguan Susunan Saraf Pusat
- Gangguan hipofisis. Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan amenorea. Hiperprolaktinemia (hormone prolaktin berlebih) akibat tumor, obat, atau kelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran hormon gonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin dapat menormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalan tidak efisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon agonis dopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor
- Gangguan hipotalamus. Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan Sindrom Cushing merupakan kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatan sesuai dengan penyebabnya
- Hipogonadotropik, hipogonadism. Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksia nervosa ataubulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan psikiater
PENANGANAN YANG DILAKUKAN
Penanganan pada kasus amenorea bergantung dari
penyebabnya. Jika disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan berat badan, maka
cara penangannaya dengan mengubah pola hidup sehari-hari. Jika disebabkan oleh
gangguan kelenjar tiroid atau pituari, maka cara penanganannya dengan pemberian
obat-obatan.
Penanganan amenore sekunder tergantung dari penyebabnya.Sebagai
contoh: jika penyebab amenore sekunder
adalah hipotiroid (hypothyroidisme), maka pengobatannya adalah suplemen tiroid.
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar
dari amenorea, diantaranya :
- Ubah pola hidup agar lebih sehat
- Seimbangkan antara kerja, rekreasi, dan istirahat.
- Kurangi beban pikiran atau stres.
- Waspadalah jika tidak mendapat haid selama tiga bulan. Segera periksakan ke dokter ahli kandungan
DAFTAR
PUSTAKA
Baziad
A, Endokrinologi ginekologi. Edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia; 2003
Arif
Mansojo.Suprohaita,Wahyu ika Wardhini,Wiwiek S, Kapitalis selekta kedokteran .
Edisi kedua. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia; 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar