RIO PRANATA
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Polimiositis DAN Dermatomiositis
A .Definisi
Polimiositis merupakan promezolenyakit jaringan ikat menahun yang
ditandai dengan peradangan yang menimbulkan nyeri dan degenerasi dari
otot-otot(kelemahan muskuloskeletal proksimal).Dermatomiositis adalah polimiositis yang disertai dengan peradangan
pada kulit.Penyakit ini menyebabkan kelemahan dan kemunduran otot.Kelemahan
otot terutama mengenai otot bahu dan panggul, tetapi bisa mengenai otot-otot
yang simetris di seluruh tubuh.Polimiositis dan dermatomiositis biasanya
terjadi pada dewasa (usia 40-60 tahun) atau pada anak-anak (usia 5-15
tahun).Wanita 2 kali lebih sering terkena.Pada dewasa, penyakit ini bisa
terjadi sendiri atau merupakan bagian dari penyakit jaringan ikat lainnya, misalnya
penyakit jaringan ikat campuran.
B .Keluhan utama
biasanya mengeluh lemah otot, nyeri sendi, sulit atau tidak
dapat melakukan kegiatan pergerakan dan pada dermatomiositis ditemukan tanda
eritema.
C .Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Penyakit Sekarang.
Tanyakan sejak kapan pasien
merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa yang
dilakukan untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu.
pada
pasien apakah pernah mengalami kelemahan otot, nyeri sendi sebelumnya dan pasien.
c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Apakah ada keluarga pasien yang pernah menderita miositis,
polimiositis
{deramatomiositis}.
D .Pemeriksaan Fisik
1.
Data
subjektif.
ú Kelemahan otot.
ú yeri sendi.
ú Nyeri otot.
ú Masalah
gastrointestinal {nafsu makan menurun}.
2.
Data
objektif.
ú Palpasi
otot dan sendi apakah ada nyeri.
ú Apakah
mengalami kesukaran bernafas.
ú Kontraktur
dan atrofi otot.
ú BB menurun.
ú Observasi
kemerahan pada siku, tangan, lutut, bahu, dada.
{dermatomiosistis}.
E .Manifestasi klinis
Virus atau reaksi autoimun diduga berperan dalam
timbulnya penyakit ini.
Kanker
juga bisa memicu timbulnya penyakit ini, dimana reaksi autoimun terhadap kanker
mungkin diarahkan untuk melawan bahan yang terkandung di dalam otot.
Sekitar 15% penderita laki-laki berusia diatas 50 tahun, juga menderita kanker.JALA
Gejalanya pada semua umur hampir sama, tetapi biasanya pada anak-anak gejalanya timbul secara lebih mendadak.
Sekitar 15% penderita laki-laki berusia diatas 50 tahun, juga menderita kanker.JALA
Gejalanya pada semua umur hampir sama, tetapi biasanya pada anak-anak gejalanya timbul secara lebih mendadak.
• Kelemahan otot : bertahap,
progresif, bilateral, dan proksimal disertai nyeri pada daerah yang terkena;
ditandai dengan kesulitan menaiki tangga dan bangun dari kursi. Peradangan otot
skeletal dan otot polos saluran cerna disertai disfagia dan pengosongan lambung
terlambat.
• Ruam eritomatosa kehitaman pada daerah yang terpajan sinar matahari, daerah berbentuk kupu-kupu pada wajah, leher, bahu, kehilangan pigmen.
• Ruam eritomatosa kehitaman pada daerah yang terpajan sinar matahari, daerah berbentuk kupu-kupu pada wajah, leher, bahu, kehilangan pigmen.
• Ruam heliotrope (diskolorasi ungu)
disekitar kelopak mata atas.
• Eritema subungal, telangiektasis
kutikular, tanda Gottron (bercak bersisik) disekitar dorsum PIP, MCP, dan siku,
tangan mekanik (pecahnya kulit pada distal ujung jari)
• Poliartralgia atau poliartritis,
malaise
• Vaskulitis kulit, otot, traktus
gastrointestinal dan mata, serta fenomena Raynaud
• Terkenanya viseral
Paru
: alveolitis akut, penyakit paru interstisialis kronis, dan kelemahan otot
pernafasan
Jantung (33%) : miokarditis, perikarditis dan aritmia Gejalanya bisa dimulai selama atau sesudah suatu infeksi, yaitu berupa:
Jantung (33%) : miokarditis, perikarditis dan aritmia Gejalanya bisa dimulai selama atau sesudah suatu infeksi, yaitu berupa:
- kelemahan otot (terutama otot lengan atas, panggul dan paha)
- nyeri otot dan sendi
- fenomena Raynaud
- kemerahan (ruam kulit)
- kesulitan menelan
- demam
- kelemahan dan
- penurunan berat badan.
Kelemahan
otot bisa dimulai secara perlahan atau secara tiba-tiba, dan bisa memburuk
dalam beberapa minggu atau beberapa bulan. Karena yang paling sering terkena
adalah otot-otot yang dekat dengan pusat badan, penderita akan mengalami
kesulitan dalam mengangkat lengannya melampaui bahu, menaiki tangga dan bangun
dari posisi duduk di kursi. Jika menyerang otot leher, penderita akan mengalami
kesulitan pada saat mengangkat kepalanya dari bantal. Kelemahan pada bahu atau
panggul menyebabkan penderita harus duduk di kursi dorong atau di tempat tidur.
Kerusakan
otot pada bagian atas kerongkongan bisa menyebabkan kesulitan menelan dan regurgitasi
makanan.Kerusakan otot tidak terjadi pada otot-otot tangan, kaki dan wajah.
Pada 1/3 kasus terjadi pembengkakan dan nyeri sendi, tetapi cenderung ringan.Fenomena Raynaud lebih sering terjadi pada penderita polimiositis yang disertai penyakit jaringan ikat lainnya.
Pada 1/3 kasus terjadi pembengkakan dan nyeri sendi, tetapi cenderung ringan.Fenomena Raynaud lebih sering terjadi pada penderita polimiositis yang disertai penyakit jaringan ikat lainnya.
Polimiositis
biasanya tidak mengenai organ-organ dalam selain tenggorokan dan
kerongkongan.Tetapi paru-paru bisa terkena, menyebabkan sesak nafas dan
batuk.Perdarahan pada ulkus di lambung atau usus, bisa menyebabkan tinja
berdarah atau tinja kehitaman, yang lebih sering terjadi pada anak-anak.
Pada
dermatomiositis,kemerahan cenderung timbul bersamaan dengan melemahnya otot dan
gejala lainnya. Pada wajah bisa timbul bayangan kemerahan (ruam heliotrop).Yang
khas adalah pembengkakan ungu-kemerahan di sekeliling mata.Kemerahan lainnya,
apakah bersisik, licin atau menonjol, bisa timbul di hampir seluruh bagian
tubuh, tetapi yang paling sering muncul di buku-buku jari.Bantalan kuku jari
tampak kemerahan.Pada saat kemerahan ini memudar, timbul bercak kecoklatan,
jaringan parut, pengkerutan atau bercak pucat di kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth J. Corwin.
Saku Patofisiologi 2008. EGC.JAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar