Rabu, 13 Februari 2013

MAKALAH “DIET PENYAKIT HATI DAN KANDUNG EMPEDU



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perawatan perioperatif pada pasien di ruang operasi merupakan bagian dari usaha untuk menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam hal ini perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan pemberi pelayanan keperawatan berperan sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan perioperatif pada pasien di ruang operasi. Karena asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat juga menentukan kelancaran dan keberhasilan tindakan pembedahan di ruang operasi. Dari berbagai macam tindakan pelayanan pembedahan di ruang operasi, salah satuya adalah pasien dengan penyakit cholelitiasis yang dilakukan tindakan cholelitectomy. Asuhan Keperawatan perioperatif pada pasien cholelitiasis dilakukan secara komprehensif meliputi pra, intra dan post operasi. Sehingga pemberian asuhan keperawatan oleh perawat berperan penting dalam membantu kelancaran dan keberhasilan suatu tindakan operasi cholelitectomy tersebut.
Penanganan penyakit hati diperlukan diet dan obat sesuai anjuran dokter. Diet disesuaikan dengan kondisi penyakit, tentunya diet berbeda antara satu penderita dengan lainnya.Hati dikenal sebagai organ yang mempunyai kemampuan regenerasi (pembentukan kembali) terbesar di dalam tubuh. Untuk proses regenerasi ini diperlukan protein esensiel dan vitamin dalam jumlah yang memadai. Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius. Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.
Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
1.2    Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana cara yang diet yang tepat untuk penyakit hati dan kandung empedu?
2.      Apa saja yang menjadi penyebab terjadi penyakit hati dan kandung empedu?
3.      Bagaimana cara pengobatan yang baik untuk penyakit hati dan kandung empedu?
4.      Bagaimana solusi yang tepat dalam mencegah agar tidak terjadi penyakit hati dan kandung empedu.
1.3     Tujuan Penulisan
Maka dengan ini dapat di rumuskan beberapa tujuan dalam pembahasan makalah ini :
1.      Untuk para mahasiswa dan pelajar dapat mengetahui apa saja yang menjadi penyebab atau pemicu terjadinya penyakit hati dan empedu.
2.      Untuk mengetahui diet yang tepat dalam menangani penyakit hati dan kandung empedu.
3.      Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam mencegah terjadinya penyakit hati dan kandung empedu.
4.      Untuk mengetahui pengobatan yang baik dalam penyakit hati dan kandung empedu.
1.4     Manfaat Penulisan
Agar kita sebagai mahasiswa tahu dan mengerti bahwa apa yang kita lakukan akan mempunyai dampak kurang baik dan baik bagi tubuh dan kondisi kesehatan kita, keluarga, maupun lingkungan.





BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1        Definisi
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis. Kandung empedu merupakan organ berbentuk buah pir kecil yang terletak diperut sebelah kanan, dan tersembunyi di bawah hati. Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang dihasilkan oleh hati. Selama makan, kandung empedu akan berkontraksi (menciut) sehingga mengeluarkan sedikit cairan empedu yang berwarna hijau kecoklatan ke dalam usus halus. Cairan empedu berguna dalam penyerapan lemak dan beberapa vitamin, seperti vitamin A,D, E, dan K. Empedu merupakan campuran dari asam empedu, protein, garam-garam kalsium, pigmen dan unsur lemak yang disebut kolesterol.Sebagian dari empedu yang memasuki usus halus akan diteruskan dan dikeluarkan melalui feses.
Kelainan utama yang dapat timbul pada kandung empedu adalah terbentuknya batu. Hal ini juga dapat terjadi pada saluran empedu. Batu empedu disebabkan oleh perubahan secara kimiawi pada empedu seseorang. Batu empedu terbentuk dari endapan kolesterol, pigmen bilirubin dan garam kalsium yang mengeras, namun kebanyakan batu kandung empedu terbentuk dari kolesterol. Timbulnya batu empedu akan menjadi masalah bila masuk ke salah satu saluran yang menuju ke usus halus. Kadang-kadang batu dapat terbentuk dalam saluran empedu itu sendiri, misalnya karena bekas jahitan pada suatu operasi.
Pada kandung empedu, batu dapat menyebabkan peradangan yang disebut kolestitis akut, hal ini karena adanya pecahan batu empedu di dalam saluran empedu yang menimbulkan rasa sakit. Batu-batu yang melalui kantong empedu dapat menyangkut di dalam hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan. Di samping itu, terdapat faktor lainnya yang memulai terjadinya proses pembentukan batu empedu. Unsur ini bisa berupa protein yang terdapat pada cairan lendir yang dibentuk kandung empedu dalam jumlah kecil. Hal ini memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel seperti kristal padat. Bentuk dari batu empedu bermacam-macam,yaitu batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak, batu yang terdiri dari pigmen bilirubin bisa berwarna hitam tetapi keras atau berwarna coklat tua tetapi rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam dari yang kecil hingga sebesar batu kerikil, tetapi rata-rata berdiameter 1 - 2 cm.
Meskipun penyakit kantong empedu tidak menunjukkan gejala, pada keadaan memburuk gejala yang biasa ditimbulkan adalah serangan pada waktu makan makanan yang mengandung lemak tinggi jika seseorang sudah mengidap batu empedu. Hal ini terjadi karena lemak tersebut memicu hormon merangsang kantung empedu berkontraksi sehingga memaksa empedu yang tersimpan masuk ke dalam duodenum yaitu jalan keluar menuju usus kecil, jika batu menghambat aliran empedu maka akan timbul gejala seperti sakit yang akut pada sebelah kanan atas perut dan mengarah ke punggung, antara bahu dan ke dada depan. Gejala lainnya yaitu kolik, sendawa, gas dalam perut, gangguan pencernaan, berkeringat, mual, muntah, kedinginan, suhu tubuh agak tinggi, penyakit kuning (bila batu empedu menghalangi saluran empedu), dan feses berwarna coklat.
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.




Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam tubuh. Beratnya sekitar 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit. Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak sebagai mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.Hati adalah organ yang sangat penting dari tubuh, dan salah satu fungsi utama adalah untuk memecah sel-sel darah dan mengubahnya menjadi energi.
Alam proses ini, juga memurnikan darah. Pada seseorang, yang menderita penyakit hati, proses ini mungkin tidak dapat berfungsi properly.The darah dalam tubuh kita terbuat dari apa yang kita makan. Protein yang rendah dianggap sehat untuk orang dengan penyakit hati karena berbagai alasan. Nomor satu alasannya adalah bahwa hal itu mudah untuk merobohkan dan menyucikan. Mengubah protein tinggi menjadi lebih rumit struktur sel darah. Hati boleh pergi melalui banyak tekanan untuk mengubahnya menjadi energi dan menyucikan itu. Juga, untuk hati yang normal jenis virus ini dapat diperbolehkan, tapi tidak untuk hati yang berpenyakit.
Orang-orang dengan penyakit hati harus makan lebih banyak makanan berserat. Hal ini juga baik bagi mereka jika mereka memeluk terutama vegetarian dan memiliki lebih banyak sayuran dalam diet mereka. Sayuran berdaun hijau segar dan berbagai jenis buah-buahan yang sangat baik untuk orang-orang dengan kondisi hati. Ikan adalah salah satu jenis daging yang dianggap baik untuk hati. Juga, mereka harus benar-benar menghindari garam dan pergi pada diet bebas garam.
Protein sangat penting bagi tubuh, tetapi terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan pada hati jika tidak berfungsi dengan benar. Ada beberapa jenis makanan yang memiliki protein rendah, tetapi dapat memberikan lebih banyak energi untuk tubuh. Daging biasanya memiliki tingkat tinggi protein. Jadi, kita harus membatasi asupan.
2.2        Penyebab Penyakit Hati Dan Kandung Empedu
Ø  Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor resikonya adalah :
a)      usia lanjut
b)      kegemukan (obesitas)
c)      diet tinggi lemak
d)     faktor keturunan.
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu. Sebagian besar batu empedu terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal dari kandung empedu.
Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan kandung empedu. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati.Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya.


Ø  Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
1)   Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus)
Yaitu ditularkan melalui makanan & minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatn seksual, dll.
2)   Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu)
Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit hati.
3)   Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis)
4)   Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun)
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang dilawan adalah sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis.
5)   Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma)
Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl chloride (bahan pembuat plastik),virus, dll. Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyim pangan, seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati.
2.3        Macam – Macam Diet Pada Penyakit Hati Dan Kandung Empedu
Terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah Diet Garam Rendah I (DGR I),Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu pada diet penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.
1)        Diet Garam Rendah I (DGR I)
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet garam rendah I ini adalah 200-400 mg Na.
2)        Diet Hati I (DH I)
Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
Contoh Menu :
Pagi
Bubur ayam
Telur ½ masak
Jus tomat
Siang
Bubur nasi/tim
Gadon daging
Setup bayam
Malam
Bubur nasi/tim
Perkedel daging
Sup wortel + labu siam
Pisang
Pukul 10 
Puding maizena + sirup
Air jeruk
Pukul 16.00
Sirup

3)        Diet Hati II (DH II)
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
Contoh Menu :
Pagi
Bubur manado
Telur ½ masak
Teh manis
Siang
Nasi/tim
Semur bola-bola
daging
Souffletahu saos tomat
Tumis bayam
Selada buah
Malam
Nasi/tim
Lele bakar kecap
Pepes tempe
Sayur lodeh
Pepaya
Pukul 10 
Ongol-ongol + kelapa muda
Jus apel
Pukul 16.00
Puding karamel
Sirup

4)        Diet Hati III (DH III)
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
Contoh Menu :
Pagi
Nasi/tim
Telur ceplok air
Setup buncis
Susu
Siang
Nasi/tim
Ikan bakar + saos tomat
Tumis tahu
Sup bayam
Apel
Malam
Nasi/tim
Empal daging
Oseng-oseng tempe
Sup kacanc polong + wortel
Pepaya
Pukul 10 
Bubur kacang hijau
Teh
Pukul 16.00
Kelepon
Teh


Diet pada kandung empedu ini bertujuan memberikan istirahat pada kandung empedu dan mengurangi rasa sakit serta memberi makanan dan minuman secukupnya untuk memelihara berat badan normal dan keseimbangan carian tubuh.
Diet rendah lemak I diindikasikan untuk kolesistitis akut dan kolelitiatis dengan kolik akut. Makanan diberikan berupa buah-buahan dan minuman manis. Makanan ini rendah kalori dan semua zat, kecuali vitamin A dan C, serta sebaiknya hanya diberikan selama 2-3 hari saja. Nilai gizi diet ini adalah 996 kalori, 5 g protein dan 244 g karbohidrat.
Diet rendah lemak II diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah teratasi dan perasaan mual sudah berkurang atau kepada pasien penyakit kandung empedu kronis yang terlalu gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa. Makanan ini rendah kalori dan kalsium. Nilai gizi diet ini adalah 1338 kalori, 57 g protein, 33 g lemak, dan karbohidrat 211 g.
Contoh Menu :
Pagi
Bubur nasi/tim
Telur ceplok air + saos tomat
Rebusan kacang panjang
Teh
Siang
Bubur nasi/tim
Perkedel daging panggang
Tempe bacem
Sayur bening bayam
Apel
Malam
Bubur nasi/tim
Ayam presto
Tahu bakso kukus saos tomat
Sup sayuran
Pisang
Pukul 10 
 Jus jeruk
Pukul 16.00
Selada pepaya

Diet rendah lemak III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang tidak gemuk dengan nafsu makan cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup dalam kalori dan semua zat gizi. Diet ini mengandung 2073 kalori, 74 g protein, 34 g lemak, dan 369 g karbohidrat.
Contoh Menu :
Pagi
Roti bakar isi madu
Telur ceplok
Susu skim
Siang
Nasi/tim
Soto ayam
Perkedel tempe bakar
Tumis taoge + kacang panjang
Semangka
Malam
Nasi/tim
Fu yung hay
Sup tahu
Capcay
Pepaya
Pukul 10 
Puding maizena + saos
Pukul 16.00
Sirup

2.4     Syarat Diet Penyakit Hati Dan Kandung Empedu
Ø  Tujuan pengaturan diet pada penderita penyakit hati adalah memberikan makanan cukup untuk mempercepat perbaikan fungsi tanpa memperberat kerja hati. Syaratnya adalah sebagai berikut :
1.      Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
2.      Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3.      Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
4.      Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
5.      Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6.      Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7.      Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai kemampuan saluran cerna.
Syarat diet pada kandung empedu ini adalah lemak rendah untuk mengurangi kontraksi kandung empedu, di mana lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Kalori, protein dan karbohidrat cukup dan bila terlalu gemuk, jumlah kalori dikurangi. Makanan ini juga mengandung vitamin tinggi, terutama yang larut dalam lemak, mineral cukup, serta cairan tinggi untuk membantu pengeluaran kuman atau sisa metabolisme dan mencegah dehidrasi. Makanan tidak merangsang dan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering untuk mengurangi rasa kembung.
2.5         Bahan Makanan Yang boleh Maupun Yang Tidak Boleh Diberikan Pada Orang Yang Menderita Penyakit Hati Dan Kandung Empedu.
1)       Bahan makanan yang diperbolehkan :
Ø  Makanan Sumber Zat Tenaga/Kalori
a)      Beras, kentang, makaroni, bihun, havermunt
b)      Gula pasir, sirup, madu, selai
c)       Minyak margarin, mentega, santan encer
Ø  Makanan Sumber Protein
a)      Daging sapi tanpa lemat, hati, ikan, ayam
b)      Telur
c)      Susu sapi, susu kental, skim, yogurt
d)     Tahu, tempe, kacang ijo

Ø  Makanan Sumber Pengatur (vitamin & mineral)
a)      Semua sayuran kecuali yang menimbulkan gas seperti kol, sawi dan lobak
b)      Semua buah kecuali yang menimbulkan gas seperti nangka, duren, cipedak, apel
Ø  Bumbu-Bumbu
a)      Garam dapur dalam jumlah terbatas
b)      Lada, kayu manis, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, salam dan sereh
2)      Yang Dibatasi, kalau perlu dihindari:
a)      Beras ketan, ubi, singkong, talas
b)      Daging berlemak (Sapi berlemak, kambing, babi)
c)      Daging/ikan diawetkan (kornet, sosis, sarden, diasapin, diasinin, pindang)
d)     Keju
e)      Es krim
f)       Kacang merah, pasta kacang tanah
g)      Buah & Sayuran yang bergas serta buah dan sayuran asinan yang diawetkan
h)      Bumbu-bumbu kuat seperti cabe, garam tinggi (mecin, soda kue, petis, tauco, kecap asin, saus)
i)        Alkohol, beer, wisky
j)        Tape dan rokok
k)      Terlalu lelah (workholic)/memporsir bekerja.
Bahan makanan yang tidak boleh diberikan pada orang terkena penyakit kandung empedu adalah sumber lemak, yaitu semua makanan yang digoreng, semua makana dan daging yang mengandung lemak tinggi, seperti mayones, daging kambing, dan babi; bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, durian, nangka, dan ketimun; bumbu-bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, asam, cuka, dan jahe; serta minuman yang mengandung soda dan alkohol. Bahan makanan yang baik diberikan adalah bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan mudah dicerna, seperti gula-gula, selai, sirup, manisan, dan madu.
Jenis-jenis tepung roti dan nasi adalah contoh zat-zat yang mengandung kalsium anorganik itu. Makanan-makanan seperti itu menyebabkan munculnya batu di dalam empedu. Kandungan empedu sangat perlu dijaga agar hati dapat berfungsi dengan baik.Selain mengurangi makanan di atas, hindarilah makanan berlemak dan mengandung berkolesterol tinggi, seperti daging dan telur. Sari buah jeruk lemon tanpa gula dan garam dicampur dengan satu gelas air panas, tiga atau empat kali sehari dapat memecahkan batu-batu di dalam kandung empedu. Bahkan minum sari buah semangka (bagian putihnya yang terletak di antara dagingnya yang merah dan kulit luarnya) sangat menolong penderita penyakit ini.
2.6         Pencegahan Terhadap Penyakit Hati Dan Kandungan Empedu
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati agar tetap sehat. Pertama adalah mengurangi beban kerja hati. Perubahan sederhana dalam diet dapat membantu hal ini. Karena hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala yang makan dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan yang baik.
Ø  Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:
1.      Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.
2.      Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat. Hindari makan terlalu berlemak tinggi seperti makanan gorengan, kentang goreng dan sebagian besar makanan cepat saji. Makanan bermutu rendah yang diolah seperti makanan kaleng atau dibekukan dan daging dan keju proses kadang-kadang mengandung sedikit serat atau kurang gizi. Sering kali makanan tersebut mengandung banyak garam dan sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada aturan yang mutlak berkaitan dengan hal ini. Makanan bermutu tinggi yang diawetkan dengan baik dan makanan yang dibekukan juga dapat mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan hati-hati.
3.      Biasakan diri dengan kandungan dan isi makanan yang dibeli. Jika memungkinkan, makan buah dan sayuran dengan mutu terbaik, dan bahan tersebut, baik organik atau komersial, harus dicuci dengan hati-hati sebelum dimakan.
4.      Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya. Misalnya, beberapa jamur liar yang tampaknya aman dapat menghancurkan hati seseorang dalam beberapa hari saja.
5.      Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang cukup.
6.      Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung mengandung banyak garam. Makanlah sayuran kaya protein. Protein hewani mencakup daging, ikan, telur, unggas dan produk susu. Daging tidak berlemak adalah yang terbaik. Buang lemak dari daging merah dan kulit dari unggas.
7.      Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai (ikan lele, dll.). Bisa jadi mereka mengandung bahan kimia dan bakteri yang membahayakan hati. Pasien dengan masalah hati terutama harus waspada terhadap segala macam kerang, karena kerang dapat menjadi sumber hepatitis A. Seseorang dengan hati yang sudah rusak atau terbebani tidak perlu mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar glukosa, yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf, dianjurkan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Ini mengurangi kerja hati.
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol,sebaiknya menghindari makanan berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.Bagi penderita batu empedu, prinsip utama perawatannya yaitu mengistirahatkan kandung empedu. Hindari makanan berlemak karena lemak merangsang kandung empedu untuk bekerja keras. Kandungan protein dalam diet cukup 1 - 1 ½ gram per berat badan setiap hari. Kalori perlu pula dibatasi, karena kebanyakan penderita batu empedu juga penderita obesitas. Bahan makanan yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan juga harus dihindari.
Ø  Cara alamiah yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu yaitu :
a)         30 gram daun keji beling segar + 30 gram sambiloto segar + 60 gram rambut jagung direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
b)        60 gram herba kumis kucing segar + 30 gram tongkol jagung + 30 gram daun meniran segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
c)         30 gram daun sendok segar + 30 gram daun kembang pukul empat segar + 100 gram akar alang-alang direbus dengan 700 ccc air hingga tersisa 300 cc, airnya disaring, diminum hangat-hangat.
d)        Minum jus apel sebanyak 4 gelas setiap hari selama 5 hari. Pada hari ke-6 lakukan puasa, dan pada saat berbuka puasa minum air putih + 30 gram garam inggris, pada pukul 20.00 minum ½ gelas air lemon + ½ gelas minyak zaitun, aduk lalu diminum.
2.7         Pengobatan Terhadap Penyakit Hati Dan Kandung Empedu
Pengobatan umum terhadap orang yang terkena penyakit kandung empedu termasuk istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antipasmodik. Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk mencegah komplikasi peritonitis, kolangitis, dan septisemia. Golongan ampisilin, sefalosporin dan metronidazol cukup memadai untuk mematikan kuman-kuman yang umum terdapat pada kolesistitis akut seperti E.coli, strep. Faecalis dan Klebsiella. Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan. Nyeri yang hilang-timbul bisa dihindari atau dikurangi dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak.Sedangkan pada orang yang terkena penyakit hati diberi imunisasi dan imunitas sementara.
BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa indikator-indikator Diet Penyakit Hati Dan Kandung Empedu antara lain:
1.      Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis.Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius.
2.      Batu empedu lebih banyak ditemukan pada wanita dan faktor resikonya adalah usia lanjut ,kegemukan (obesitas) ,diet tinggi lemak ,faktor keturunan. penyebab penyakit hati adalah Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus),Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu),Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis),Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun),Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma)
3.      Orang-orang dengan penyakit hati harus makan lebih banyak makanan berserat. Hal ini juga baik bagi mereka jika mereka memeluk terutama vegetarian dan memiliki lebih banyak sayuran dalam diet mereka. Sayuran berdaun hijau segar dan berbagai jenis buah-buahan yang sangat baik untuk orang-orang dengan kondisi hati. Ikan adalah salah satu jenis daging yang dianggap baik untuk hati. Juga, mereka harus benar-benar menghindari garam dan pergi pada diet bebas garam.
3.2.       Saran
Oleh karena itu hendaklah dalam mengkonsumsi makanan harus seimbang dan memenuhi banyak gizi supaya kondisi tubuh menjadi sehat dan tidak rentan terhadap penyakit.selain itu banyak berolahraga agar kondisi imunitas tubuh menjadi baik dan tahan terhadap penyakit maupun kondisi tubuh kita kebal terhadap penyakit.jangan banyak mengkonsumsi alkohol maupun miras karena dapat memicu penyakit hati.
DAFTAR PUSTAKA

Nainggolan, Dr. R. A. 2006. Sehat Alami Terapi Jus & Diet. Jakarta: AgroMedia
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Andra. 2005.Terapi Albumin pada Asites Refraktori. Majalah GERAI Edisi September 2006 (Vol.6 No.2).
Almatsier. 2005. Penuntun Diet. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar