Sabtu, 16 Februari 2013

PATOFISIOLOGI DARAH



PATOFISIOLOGI DARAH

DARAH
  • Darah merupakan CES, sebagai medium pertukaran zat antar sel didalam tubuh dan lingkungan interna
  • Darah terdiri komponen sel dan cairan
  • Cairan darah disebut plasma terdiri 91% air dan 9% zat padat
  • Fungsi plasma sebagai medium transport

KOMPONEN PLASMA DARAH
  • Protein: albumin, globulin,
  • Faktor pembekuan: fibrinogen, trombin
  • Enzim, hormon
  • Unsur organik: lemak netral, fosfolipid, kolesterol, glukosa
  • Unsur anorganik: mineral

KOMPONEN SEL DARAH
  1. Eritrosit: transport O2 dan CO2
  2. Leukosit: imunitas (fagositosis)
  3. Trombosit: hemostasis (pembekuan)

HEMATOPOIESIS
  • Hematopoiesis: proses pembentukan dan pematangan sel darah
  • Induk sel darah: sel pluripoten
  • Proeritroblas → calon eritosit
  • Megakarioblast → calon trombosit
  • Monoblas → calon monosit
  • Meiloblas → calon lekosit bergranula (neutrofil, basofil, eosinofil)
  • Limfoblas → calon leukosit B dan T
  • Sel pluripoten → proeritroblas → normoblas basofilik → normoblas polikromatofilik → normoblas ortokromatik → retikulosit →eritrosit
  • Sel pluripoten → megakarioblas → promegakariosit →megakariosit → trombosit
  • Sel pluripoten → promonosit → monosit
  • Sel pluripoten → meioblas → promeilosit → pecah jadi 3 macam sel
  • Promeilosit → meilosit eosinofilik → eosinofil
  • Promeilosit → meilosit neutrofilik → metameilosit neutrofilik →neutrofil batang → neutrofil segmen
  • Promeilosit → meilosit basofilik → basofil
  • Sel pluripoten → limfoblas → prolimfosit → pecah jadi 2 macam sel
  • Prolimfosit → bursa ekuivalen → limfosit B → sel plasma
  • Prolimfosit → timus → limfosit T

PEMERIKSAAN DARAH
Hitung sel darah
  • Eritrosit: 3,6 –5,4 juta /mm3. (polisitemia → diatas normal, anemia → dibawah normal)
  • Leukosit: 5.000 – 10.000 /mm3, (lekositosis → diatas normal, lekositopenia →dibawah normal)
  • Trombosit: 150.000 – 350.000 /mm3 (trombositosis → diatas normal, trombositopenia →dibawah normal)

MORFOLOGI SEL DARAH
  • Anisositosis → menyatakan variasi ukuran sel yang abnormal
  • Poikilositosis → variasi bentuk sel yang abnormal
  • Polikromasia → eritrosit yang memiliki distribusi warna yang berbeda
  • Normokromia → warna normal, mencerminkan kadar Hb yang normal dalam eritrosit
  • Hipokromia → warna pucat, anemia

HEMOGLOBIN
  • Zat warna darah (dalam eritrosit)
  • Jumlah normal laki-laki : 13,5 – 17,5 g/dl, sedang pada wanita : 12 – 16 g/dl
  • Jumlah kurang dari normal: anemia
Macam hemoglobin:
  1. HbA: hemoglobin dewasa normal
  2. HbF: hemoglobin fetal
  3. HbS: hemoglobin sel sabit
  4. Hb: hemoglobin Memphis

PEMERIKSAAN DARAH
  • Hematokrit / volume packed sel: volume darah lengkap yang terdiri dari eritrosit
  • Normositik: ukuran sel normal
  • Mikrositik: ukuran sel kecil
  • Makrositik: ukuran sel besar
  • Hitung retikulosit: mencerminkan aktifitas sumsum tulang
  • Retikulosit: eritrosit imatur
  • Pemeriksaan aspirasi sumsum tulang: untuk memperkirakan dosis kemoterapi dan terapi radiasi pada penderita keganasan hematologik
  • Analisis sitogenetik perlu untuk diagnosis, pengobatan, respon pengobatan dan potensi remisi (penyembuhan)

ERITROSIT
  • Bentuk lempeng bikonkaf, tidak berinti, dilapisi membran tipis.
  • Jumlah normal eritrosit : 3,6 –5,4 juta /mikro liter.
  • Produksi eritrosit dirangsang oleh hormon glikoprotein, eritropoitin (dibuat ginjal)
  • Umur eritrosit kira-kira 120 hari

GANGGUAN ERITROSIT
  • Anemia: jumlah kurang dari normal
  • Polisitemia: jumlah eritrosit yang terlalu banyak
  • Anemia bukan diagnosa, tetapi cerminan perubahan patofisiologik
  • Gejala anemia: pucat, tachikardi, bising jantung, angina, iskemia miokard, dispnea, kelelahan

MACAM ANEMIA (KLASIFIKASI MORFOLOGIK)
  • Anemia normokromik
normositik → warna normal (Hb), bentuk normal
  Causa: kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronis (infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, metastase pd sumsum tulang)
  Anemia normokromik makrositik → warna normal (Hb), bentuk besar
  Penyebab : defisiensi vit B12, asam folat, kemoterapi kanker
  Anemia hipokromik mikrositik: warna kurang (Hb), bentuk kecil
  Causa: defisiensi besi, sideroblastik (siderosit: eritosit muda pada sumsum tulang), kehilangan darah banyak, thalasemia (gangguan sintesa globin)
  • Peningkatan hilangnya eritrosit
  1. Perdarahan → trauma, ulkus, polip, keganasan, hemoroid, menstruasi
  2. Penghancuran eritrosit (hemolisis) → anemia sel sabit, thalasemia (gangguan sintesis globin), sferositosis (gangguan membran eritrosit), defisiensi enzim (G6PD, piruvatkinase), transfusi, malaria, hipersplenisme, luka bakar, katup jantung buatan
  • Gangguan produksi eritrosit (diseritropoiesis)
  1. Keganasan: metatastik, leukemia, limfoma, meiloma multiple, reaksi obat, zat kimia toksik, radiasi
  2. Penyakit kronis: ginjal, hati, infeksi, defisiensi endokrin, defisiensi vit B12, asam folat, vit C, besi

ANEMIA APLASTIK
  • Anemia aplastik → gangguan pada sel induk di sumsum tulang, produksi sel-nya tidak mencukupi
  • Mengancam jiwa
  • Causa: kongenital, idiopatik, virus
  • Pansitopenia
  • Eritrosit normokromik normositik

Gejala:
  • Anemia: lelah, lemah, nafas pendek
  • Trombositopenia: ekimosis dan petekie (perdarahan dibawah kulit), epistaksis (mimisan), perdarahan saluran cerna, kemih dan kelamin, sistem saraf
  • Lekopenia: kerentanan dan keparahan infeksi (bakteri, virus dan jamur)
Pengobatan:
  • Transplantasi sumsum tulang

ANEMIA DEFISIENSI BESI
  • Morfologis: mikrositik hipokromik
  • Causa: menstruasi, hamil, asupan besi kurang, vegetarian, gangguan absorbsi (gastrektomi), perdarahan (polip, neoplasma, gastritis, varises esofagus, hemoroid)
  • Gejala: anemi, rambut halus dan rapuh, kuku tipis, rata, mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonikia), atropi papila lidah, stomatitis
  • Pengobatan: asupan besi, menghilangkan causa

ANEMIA MEGALOBLASTIK
  • Morfologis: makrositik normokromik
  • Causa: defisiensi vitamin B12, asam folat, malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit (cacing), penyakit usus, keganasan
  • Sumber asam folat: daging, hati, sayuran hijau
  • Gejala: anemia, glositis (lidah meradang dan nyeri), diare, anoreksia
  • Pengobatan: asupan asam folat

ANEMIA SEL SABIT
  • Causa: hemoglobinopati (kelainan struktur) → penyakit genetik autosom resesif
  • Anemia hemolitik kongenital
  • Gejala: anemia, infark (penyumbatan),daktilitis (radang tangan, kaki), takikardi, bising, kardiomegali, dekom kordis, stroke, icterus, kolelitiasis
  • Pengobatan: pencegahan dan simtomatis

POLISITEMIA
  • Polisitemia → kelebihan eritrosit
  • Polisitemia primer atau vera adalah gangguan meiloproliferatif → yaitu sel induk pluripoten abnormal
  • Polisitemia skunder terjadi jika volume plasma di dalam sirkulasi berkurang (mengalami hemokonsentrasi) tetapi volume total eritrosit didalam sirkulasi normal
·         Hitung Darah Lengkap (HDL)
·         Tes laboratorium yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) atau complete blood count (CBC). Tes ini, yang juga sering disebut sebagai ‘hematologi’, memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih dan trombosit (platelet). Hasil tes menyebutkan jumlah masing-masing dalam darah (misalnya jumlah sel per milimeter kubik) atau persentasenya. Tes laboratorium lain dibahas pada Lembaran Informasi (LI) 122 dan 123.
·         Semua sel darah dibuat di sumsum tulang. Beberapa obat atau penyakit dapat merusak sumsum tulang sehingga menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah dan putih.
·         Setiap laboratorium mempunyai ‘nilai rujukan’ untuk semua hasil tes. Biasanya, tes laboratorium akan menunjukkan hasil tes yang berada di luar nilai normal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai hasil tes laboratorium, lihat LI 120.
·         Angka dalam laporan sering sulit ditafsirkan. Beberapa angka dilaporkan dengan satuan ‘x10.e3’ atau ‘x103’. Ini berarti jumlah yang dicatat harus dikalikan 1.000. Contohnya, bila hasil adalah 8,77 dengan satuan ‘x10.e3’, jumlah sebenarnya adalah 8.770.
·         Tes Sel Darah Merah
·         Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke semua sel di seluruh tubuh. Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah. Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lain. Hematokrit (Ht atau HCT) mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah.
·         Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen.
·         Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat. Lihat LI 551 mengenai kelelahan dan LI 552 mengenai anemia.
·         Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. VER yang rendah berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. VER yang tinggi dapat disebabkan oleh obat antiretroviral (ARV), terutama AZT dan d4T. Keadaan ini tidak berbahaya. Namun VER yang tinggi dapat menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat.
·         Sementara VER mengukur ukuran rata-rata sel darah merah, Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur kisaran ukuran sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin.
·         Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. HER dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total.
·         Trombosit atau platelet berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang terinfeksi HIV kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). ARV dapat mengatasi keadaan ini. Jumlah trombosit hampir tidak pernah menjadi begitu tinggi sehingga memengaruhi kesehatan.
·         Tes Sel Darah Putih
·         Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita.
·         Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total leukosit. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) umumnya berarti tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah, yang disebut leukopenia atau sitopenia, berarti tubuh kita kurang mampu melawan infeksi.
·         Hitung Jenis (differential) menghitung lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil. Hasil masing-masing dilaporkan sebagai persentase jumlah leukosit. Persentase ini dikalikan leukosit untuk mendapatkan hitung ‘mutlak’. Contohnya, dengan limfosit 30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000.
·         Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri. Biasa jumlahnya adalah 55-70% dari leukosit. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut dapat menyebabkan neutropenia. Begitu juga, beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha (misalnya gansiklovir untuk mengatasi virus sitomegalo, lihat LI 501) dan AZT (semacam ARV; lihat LI 411).
·         Ada dua jenis utama limfosit: sel-T yang menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh; dan sel-B yang membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman. Jumlah limfosit umumnya 20-40% dari leukosit. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang tertular dan dibunuh oleh HIV (lihat LI 124). Hitung darah lengkap tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus.
·         Monosit atau makrofag mencakup 2-8% dari leukosit. Sel ini melawan infeksi dengan ‘memakan’ kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam darah. Monosit yang berada di berbagai jaringan tubuh disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi umumnya menunjukkan adanya infeksi bakteri.
·         Eosinofil biasanya 1-3% dari leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung, mungkin menandai keberadaan parasit.
·         Fungsi basofil tidak jelas dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1% leukosit.
·         Persentase limfosit mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2% dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 = 2.648.
·         Laju Endap Darah (LED) atau Sed Rate mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah. LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, atau disebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.

Price, Wilson,2005.Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC.Jakarta, edisi 6
Amanda Sullivan, Lucy Kean, & Alison Cryer,2009.Panduan Pemeriksaan Antenatal. EGC.Jakarta,cetakan 1
Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson,2004.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan, Laboratorium, EGC.Jakarta, edisi 11
Robert Harr,2002.Resensi Ilmu Labaratorium Klinis,EGC.Jakarta,cetakan 1








Tidak ada komentar:

Posting Komentar