PENYULUHAN
KESEHATAN
DEPARTEMEN
SURGIKAL
DI
RUANG TERATAI RS PARU BATU MALANG
“
TETANUS “
Oleh :
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,
………………………
PROMOSI
KESEHATAN RUMAH SAKIT
MALANG
2013
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Topik :
Tetanus
Sasaran : Keluarga Klien di Ruang
Teratai
Tempat : Ruang Teratai . Paru
Batu – Malang
Hari – Tanggal : Rabu / 13 Maret 2013
I.
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti penyuluahan, keluarga dapat
memahami tentang Tetanus
II.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan :
v
Keluarga dapat mengetahui tentang
Tetanus
v
Keluarga dapat mengetahui penyebab
Tetanus
v
Keluarga dapat mengetahui tanda dan
gejala
v
Keluarga dapat mengetahui komplikasi
Tetanus
v
Keluarga dapat mengetahui penatalaksanaan
Tetanus
III.
SASARAN
Keluarga pasien yang berada di ruang Teratai
IV.
MATERI
1. Definisi
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Komplikasi
5. Penatalaksanaan
V. METODE
v Ceramah
v Diskusi
/ Tanya Jawab
VI. MEDIA
v Banner
v Flip
Chart
VII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
v Peserta
hadir di tempat penyuluhan
v Penyelenggaraan
penyuluhan diruang Teratai RS. Paru Batu – Malang .
v Pengorganisasian
penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi.
2. Evalusai proses
v Peserta
antusias terhadap materi penyuluhan
v Peserta
mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
v Peserta
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
v Keluarga
mengetahui tentang Definisi Tetanus
v Keluarga
mengetahui tentang penyebab Tetanus
v Keluarga
dapat mengetahui tentang tanda dan gejala Tetanus
v Keluarga
mengerti dan mengetahui komplikasi Tetanus
v Keluarga mengetahui penatalaksanaan Tetanus
VII . KEGIATAN PENYULUHAN
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN
PENYULUHAN
|
KEGIATAAN
PESERTA
|
1
|
2
Menit
|
Pembukaan :
v Membuka/
memulai kegiatan dengan mengucapkan salam
v Memperkenalkan
diri
v Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
v Menyebutkan
materi penyuluhan
v Bertanya
kepada peserta apakah sudah mengerti tentang Tetanus
|
Ø Menjawab
salam
Ø Mendengarkan
Ø Mendengarkan
Ø Mendengarkan
& Memperhatikan
Ø Menjawab
pertanyaan
|
2.
|
15
Menit
|
Pelaksanaan :
v Menjelaskan
tentang pengertian Tetanus
v Menjelaskan
tentang penyebab
v Menjelaskan
tanda dan gejala, penanganan, penatalaksanaan, komplikasi
v Memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya
|
Ø Mendengarkan
Ø Mendengarkan
Ø Mendengarkan
Ø Mengajukan
pertanyaan
|
3
|
10
Menit
|
Evaluasi :
v Menanyakan
kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement peserta
kepada peserta yang dapat menjawab
v Menyakan
kembali apakah ada peserta yang kurang jelas mengenai isi penyuluhan
|
Ø Menjawab
Pertanyaan
Ø Menjawab
pertanyaan
|
4
|
3
Menit
|
Terminasi :
v Mengucapkan
terima kasih atas peran sertanya
v Mengucapkan
salam penutup
|
Ø Mendengarkan
Ø Menjawab
salam
|
MATERI PENYULUHAN
TETANUS
I. Latar Belakang
Tetanus merupakan penyakit yang sering ditemukan,dimana
masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Tetanus
merupakan penyakit yang akut dan seringkali fatal, penyakit ini disebabkan oleh
eksotoksin yuang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Kata tetanus
berasal dari bahasa Yunani tetanos, yang diambil dari kata teinein yang
berarti teregang. Tetanus dikarakteristikan dengan kekakuan umum dan kejang
kompulsif pada otot-otot rangka. Kekakuan otot biasanya dimulai pada rahang ( lockjaw
) dan leher dan kemudian menjadi umum. Penyakit ini merupakan penyakit yang
serius namun dapat dicegah kejadiannya pada manusia.
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia,
terutama pada daerah resiko tinggi dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah.
Reservoir
utama kuman ini adalah tanah yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko
penyakit ini di daerah peternakan sangat tinggi. Spora kuman Clostridium
tetani yang tahan kering dapat bertebaran di mana-mana.
Di
RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien tetanus berusia > 3 tahun dan < 1
minggu. Dari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka
sebagai seorang perawat atau bidan dituntut untuk mampu mengenali tanda
kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
II. TETANUS
A. Definisi
Tetanus adalah
penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran.
Gejala ini bukan disebabkan oleh
kuman clostridium tetani, tetapi akibat toksin (tetanospasmin)
yang dihasilkan kuman.
B.
Etiologi
Bakteri an-aerob Clostridium tetani. Spora dari
Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran
hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi
baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan,
bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus
neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang
dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.)
C. Gejala
- Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi.Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang.
- Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai.
- Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus).
- Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat.
- Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan.
- Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.
- Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan.
Selama kejang
seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku
atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan
pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen.Biasanya tidak terjadi demam.
Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya
meningkat.Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka.
Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.
D.
Komplikasi
- Kematian (sudden cardiac death)
Kasus fatal
sering terjadi terutamanya pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun (18%)
dan pasien yang tidak mendapat vaksinasi (22%). Kematian sering diakibatkan
oleh adanya produksi katekolamin yang berlebihan dan adanya efek langsung
tetanospasmin atau tetanolisin pada miokardium.
- Obstruksi jalan napas
Pasien tetanus
sering merasa nyeri hebat waktu mengalami kejang (spasme) hingga terjadinya
laringospasme (spasme pita suara) hingga menyebabkan obstruksi dan gangguan
pada jalan napas.
- Fraktur
Fraktur pada
tulang vertebra atau tulang panjang bisa terjadi karena kontraksi yang berlebih
atau kejang yang kuat.
- Hiperaktifitas sistem saraf otonomik
Efek samping
yang terjadi pada keadaan ini adalah dengan meningkatnya tekanan darah
(hipertensi) dan denyut jantung yang tidak normal.
- Infeksi nosokomial
Infeksi
nosokomial sering terjadi karena perawatan di rumah sakit yang lama.
- Infeksi sekunder
Infeksi
sekunder dapat berupa sepsis akibat pemasangan kateter, hospital-acquired
pneumonias dan ulkus dekubitus.
E.
Penatalaksanaan Medis
Prinsip :
- Mengeliminasi bakteri dalam tubuh untuk mencegah pengeluaran tetanospasmin lebih lanjut
- Menetralisir tetanospasmin yang beredar bebas dalam sirkulasi (belum terikat dengan sistem saraf pusat)
- Meminimalisasi gejala yang timbul akibat ikatan tetanospasmin dengan sistem saraf pusat
Terapi umum :
1.
Semua
pasien disarankan untuk menjalani perawatan di ruang ICU yang tenang supaya
bisa dimonitor terus-menerus fungsi vitalnya. Pasien dengan tetanus tingkat II,
III, IV sebaiknya dirawat di ruang khusus dengan peralatan intensif yang
memadai serta perawat yang terlatih untuk memantau fungsi vital dan mengenali
tanda aritmia. Hendaknya pasien berada di ruangan yang tenang dengan maksud
untuk meminimalisasi stimulus yang dapat memicu terjadinya spasme.
2.
Berikan
cairan infus D5 untuk mencegah dehidrasi dan hipoglikemi
3.
Debridement
luka. Semua luka harus dibersihkan. Jaringan nekrotik dan benda-benda asing
harus dikeluarkan. Semua luka yang berpotensial harus didebridement, abses
harus diinsisi dan didrainase. Selama dilakukannya manipulasi terhadap luka
yang diduga menjadi sumber inkubasi tetanus ini, harus diberikan hTIG dan
terapi antibiotika. Juga penting diberikan obat-obatan pengontrol spasme otot
selama manipulasi luka.
Terapi khusus :
Human Tetanus Imunoglobulin (hTIG 3000-6000 IU i.m) : untuk menetralisir
tetanospasmin bebas. Antitoksin ini tidak mempuny6ai efek pada toksin yang
telah terikat pada jaringan saraf pada susunan saraf pusat ataupun sistem
otonom. Toksin bebas
mungkin terdapat pada sekeliling luka tempat pertumbuhan C. tetani. Diberikan
secepat mungkin setelah diagnosis klinis tetanus ditegakkan. Dosis efektif yang
direkomendasikan adalah 3000-10.000 IT iv/im, dengan kadar puncak dalam darah
dicapai dalam 48-72 jam. Sebagai pengobatan secara aktif 1500-3000 IU
diinfiltrasikan pada sekeliling luka. Di Indonesia umumnya masih memakai Anti
Tetanus Serum, termasuk juga di RSHS.
Antibiotik : untuk menghilangkan sumber tetanospasmin
DOC : Metronidazole 500 mg p.o tiap 6 jam atau 1gr tiap 12 jam selama 10-14
hari, aktif menghambat pertumbuhan bakteri anaerob dan protozoa.
Benzodiazepine : untuk meminimalisasi spasme otot dan rigiditas karena
bersifat GABA enhancer.
Diazepam karena dapat mengurangi ansietas, menyebabkan sedasi dan relaksasi
otot. Dosis pemberian berdasarkan
derajat keparahan spasme otot.
Pada orang dewasa :
Spasme ringan : 5-10 mg p.o tiap 4-6 jam
Spasme sedang : 5-10 mg i.v
Spasme berat : 50-100 mg dalam 500 ml D5, infuskan dengan kecepatan 10-15
mg/jam
Bila refrakter terhadap benzodiazepine, berikan neuromuscular blocking
agents (vecuronium)
Tetanus Toxoid (Td 0,5 ml i.m) : untuk merangsang dibentuknya antibodi
terhadap eksotoksin bakteri. Td ini merupakan suatu eksotoksin yang telah
didetoksikasi dengan formaldehid dan diabsorbsi ke dalam garam aluminium.
Antigen ini akan menginduksi produksi antibody yang melawan eksotoksin.
ß-adrenergik
blocking agents (Labetolol
0,25-1 mg/menit melalui infus i.v setelah dititrasi) untuk mengontrol disfungsi
otonom yang didominasi aktivitas simpatis, yakni menurunkan tekanan darah tanpa
memperberat takikardi
Intubasi endotrakeal atau trakeostomi pada tetanus berat (stadium III-IV)
untuk atasi gangguan napas. Hendaknya trakeostomi dilakukan pada pasien yang
memerlukan intubasi lebih dari 10 hari, disamping itu trakeostomi juga
direkomendasikan setelah onset kejang umum yang pertama.
Walaupun imunisasi aktif tidak 100% efektif mencegah tetanus, namun
imunisasi tetanus telah memperlihatkan sebagai salah satu yang paling efektif
sebagai pencegahan terhadap kejadian tetanus. Pemberian imunisasi dan
penanganan luka yang baik diketahui merupakan komponen yang penting dalam
mencegah penyakit ini. Pada pasien dengan tetanus, imunisasi aktif dengan Td
harus mulai diberikan atau dilanjutkan sesegera mungkin setelah kondisi pasien
stabil.
DAFTRAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN
DI RUANG TERATAI RSUD
RSUD. PARU BATU – MALANG
HARI/TANGGAL :………… /
…………. 2013
Penyuluhan Tentang : TETANUS
Tempat :
Teratai
Hari/Tanggal :
Waktu :
Pukul 09:30 wib
NO
|
NAMA
|
ALAMAT
|
TANDA TANGAN
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
Pembimbing
Lahan
(………………………)
DAFTAR PUSTAKA
Farrar JJ, Yen LM, Cook T, Fairweather N, Binh N, Parry
J, Parry CM. 2009. Tetamus. J Neurol, Neurosurg, and Psychia 69 (3):
292–301
Madigan MT, Martinko JM. 2006. Brock Biology of
Microorganisms 11th ed. New Jersey : Pearson Education.Hal. 233-245
(en) Schiavo G,
Benfenati F, Poulain B, Rossetto O, Polverino DLP, DasGupta BR, Montecucco C.
1992. Tetanus and botulinum-B neurotoxins block neurotransmitter release by
proteolytic cleavage of synaptobrevin. Nature 359 (6398): 832–5.
LEMBAR
PENGESAHAN
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
TENTANG
TETANUS
Oleh
:
PSIK
UNITRI MALANG
Telah
Disahkan
Pada
Tanggal : ………………….
Mengetahui
:
Pembimbing PKRS,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar